Busy Tapi Bukan Berarti Produktif

Baca Juga

Orang yang benar-benar produktif itu seperti kucing—kelihatannya santai, tapi kalau bergerak pasti tepat sasaran. (Sumber foto: Arda Dinata).

Oleh: Arda Dinata

INSPIRASI - "Produktif itu seperti kentut—yang berisik belum tentu yang paling berisi."

JAKARTA - Survei terbaru dari Lembaga Penelitian Prokrastinasi Digital mengungkap fakta mengejutkan: 89% pekerja Indonesia mengaku sangat busy sepanjang hari, namun ketika ditanya sudah menghasilkan apa, 67% hanya bisa jawab "hmm... tadi saya buka-tutup aplikasi seharian." Sisanya 22% jujur mengaku lupa karena kebanyakan scrolling media sosial, dan 11% masih sibuk mencari-cari file yang hilang sejak seminggu lalu.

Bu Ratna, manager HRD di sebuah perusahaan multinasional, bercerita dengan bangga: "Saya itu orangnya super produktif. Sehari bisa bales 200 email, join 15 meeting, dan update 50 status WhatsApp grup kantor. Pokoknya tidak ada waktu untuk bengong!"

"Tapi Bu, kerjaan yang bener-bener selesai apa aja?"

"Nah itu... hmm... besok saya cek dulu ya. Lagi ada meeting urgent nih."

Inilah potret produktivitas palsu era digital: banyak gerak tapi sedikit makna, banyak aktivitas tapi minim pencapaian.

Digital Delusion

Dr. Sukamto Wirasaputra, ahli psikologi produktivitas fiktif dari Institut Teknologi Medsos Indonesia, menjelaskan fenomena ini sebagai "Digital Productivity Delusion." Menurutnya, teknologi yang seharusnya membuat kita lebih efisien malah menciptakan ilusi kesibukan yang menipu.

"Orang zaman sekarang mengukur produktivitas dari seberapa banyak notifikasi yang mereka balas, bukan dari seberapa banyak value yang mereka ciptakan," kata Dr. Sukamto sambil multitasking menjawab WhatsApp, Instagram, dan Telegram secara bersamaan.

Yang lebih parah lagi, banyak orang yang bangga dengan kemampuan multitasking mereka. Padahal, kata ilmu pengetahuan, multitasking itu seperti mencoba makan bakso sambil sikat gigi—bisa-bisa saja, tapi hasilnya pasti kacau.

Meeting Marathon

Pak Hendra, kepala divisi IT sebuah startup, mengaku sehari bisa menghadiri 12 meeting virtual. "Saya produktif banget, bro. Dari jam 8 pagi sampai 8 malam full meeting terus. Kadang saya join 3 meeting sekaligus di tab yang berbeda," katanya dengan bangga.

"Terus kapan ngerjain kerjaan aslinya, Pak?"

"Ya di sela-sela meeting lah. Sambil mute mic, saya coding. Multitasking gitu loh!"

Hasilnya? Kode yang ditulis penuh bug, meeting yang tidak ada follow-up, dan tim yang bingung arah tujuannya ke mana.

Aplikasi Ajaib

Era digital juga melahirkan kepercayaan bahwa produktivitas bisa dibeli dalam bentuk aplikasi. Mbak Sinta, content creator dengan 50K followers, mengaku punya 73 aplikasi produktivitas di ponselnya.

"Ada aplikasi untuk to-do list, time tracking, habit building, mood tracking, water reminder, bahkan aplikasi untuk ngingetin minum obat vitamin. Lengkap pokoknya!" serunya sambil scrolling app store mencari aplikasi produktivitas yang ke-74.

Ironisnya, Mbak Sinta menghabiskan 2 jam sehari hanya untuk update semua aplikasi produktivitasnya, dan lupa mengerjakan konten yang seharusnya dia buat.

Filosofi Hamster

Produktivitas palsu ini seperti hamster yang berlari di roda putar—banyak gerak, banyak keringat, tapi tetap di tempat yang sama. Kita sibuk mengejar target-target artifisial yang kita buat sendiri, tapi lupa bertanya: "Untuk apa sebenarnya semua ini?"

Ada kebijaksanaan lama yang terlupakan: "Kerja cerdas lebih baik daripada kerja keras." Tapi di era digital ini, orang lebih memilih "kerja ribet tapi kelihatan sibuk" daripada "kerja sederhana tapi efektif."

True Productivity

Produktivitas sejati bukan diukur dari seberapa busy kita, tapi dari seberapa banyak hal bermakna yang kita hasilkan. Bukan dari seberapa cepat kita membalas pesan, tapi dari seberapa berkualitas komunikasi kita. Bukan dari seberapa banyak meeting yang kita hadiri, tapi dari seberapa banyak masalah yang kita selesaikan.

Seorang petani di desa mungkin hanya punya satu pekerjaan: menanam padi. Tapi dia menghasilkan beras yang memberi makan ribuan orang. Sementara kita yang punya 15 job description dan 25 aplikasi produktivitas, belum tentu menghasilkan sesuatu yang benar-benar dibutuhkan orang lain.

Digital Detox

Mungkin inilah saatnya kita melakukan "digital detox" bukan dari teknologinya, tapi dari mentalitas pseudo-productivity. Saatnya kembali ke hal-hal mendasar: fokus pada satu hal, selesaikan dengan baik, baru lanjut ke hal berikutnya.

Produktivitas sejati itu sederhana: tahu prioritas, fokus mengerjakan, dan menghasilkan sesuatu yang bermakna. Tidak perlu aplikasi canggih, tidak perlu sistem rumit, tidak perlu pamer kesibukan di media sosial.

Karena pada akhirnya, yang dilihat orang bukan seberapa busy kita, tapi seberapa bermanfaat hasil kerja kita. Dan yang diingat sejarah bukan seberapa banyak meeting yang kita hadiri, tapi seberapa besar kontribusi yang kita berikan untuk dunia.

Mari kita menjadi produktif yang sebenarnya, bukan yang sekadar terlihat produktif.

"Orang yang benar-benar produktif itu seperti kucing—kelihatannya santai, tapi kalau bergerak pasti tepat sasaran."

Arda Dinata adalah Kolomnis dan Pendiri MIQRA Indonesia.

Tulisan Arda Dinata lainnya baca di sini: https://blog.ardadinata.com

Agar Saya Terus Berbagi Tulisan | Cerita | Videogram Inspiratif, Donasi Cuan Anda ke sini: 👇😍👇 https://saweria.co/ArdaDinata

Tagar: #ArdaDinata #PenulisKolom #ProductivityTrap #DigitalWellness #WorkSmart #FalseProductivity #MeaningfulWork

Baca Juga

Jangan ragu untuk memberikan komentar di bawah ini dan mengikuti kami di saluran WhatsApp "ProduktifMenulis.com (Group)" dengan klik link ini: WhatsApp ProduktifMenulis.com (Group) untuk mendapatkan info terbaru dari website ini.

Arda Dinata adalah Penulis di Berbagai Media Online dan Penulis Buku, Aktivitas Kesehariannya Membaca dan Menulis, Tinggal di Pangandaran - Jawa Barat.

www.ArdaDinata.com:  | Share, Reference & Education |
| Sumber Berbagi Inspirasi, Ilmu, dan Motivasi Sukses |
Twitter: @ardadinata 
Instagram: @arda.dinata

Arda Dinata

Arda Dinata is a writer for various online media, lives in Pangandaran - West Java. www.ArdaDinata.com: | Share, Reference & Education | | Source for Sharing Inspiration, Knowledge and Motivation for Success | World of Business, Business, Boss, Rich, Money, Dollars and Success |

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Entri yang Diunggulkan



Toko Sosmed
Klik Di Sini Melihat Koleksi Ebook Karya Arda Dinata Lainnya

A Group Member of:
Toko SosmedToko SosmedToko SosmedWWW.ARDADINATA.COMWWW.ARDADINATA.COMInSanitarianMIQRA INDONESIA


Formulir Kontak

.