Siapkan Tongkat Dahulu, Keajaiban Datang Kemudian


  

Inspirasi

SIAPKAN TONGKAT DAHULU, KEAJAIBAN DATANG KEMUDIAN

Nabi Musa adalah Nabi yang namanya paling banyak disebut dalam Al-Qur'an yaitu 136 kali. Mengapa nama beliau sering sekali dibahas? Karena memang tidak sedikit pelajaran yang hendak Allah sampaikan dalam kisah-kisah Nabi Musa tersebut.

Bahkan tongkatnya saja mengandung pembelajaran yang bagus untuk kita renungkan. Surat Thaha ayat 17 dan 18 mengabadikan peristiwa ketika Allah berfirman kepada Nabi Musa perihal tongkat yang dimaksud.

وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَى . قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى .

Allah berfirman, "Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?" 
Ia berkata, "Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya (saat berjalan), dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya.”

Syeikh Wahbah Azzuhaili berpendapat dalam tafsirnya, mengapa jawaban Nabi Musa begitu panjang. Padahal Allah bertanya apa yang dipegang dengan tangan kanannya dan Nabi Musa cukup menjawab itu adalah tongkat.

Rupanya hal itu menunjukkan bahwa Nabi Musa sangat menikmati saat-saat ketika ia berkomunikasi dengan Allah. Oleh karena itu beliau sengaja memanjangkan jawabannya agar semakin lama pula waktu kebersamaannya dengan Allah.

Coba bandingkan dengan kebiasaan kita. Apabila selesai shalat, apakah kita menikmati duduk di atas sajadah sambil berdoa kepada Allah? Atau sebaliknya justru lekas bangun secepat mungkin? Tidakkah kita ingin memperpanjang kebersamaan kita dengan Allah?

Kisah pun berlanjut, Allah kemudian menurunkan mukjizat kepada tongkat tersebut. Kelak Nabi Musa mengalahkan para tukang sihir Firaun dengannya, bahkan membelah lautan menjadi dua pula dengannya.

Ada apa dengan tongkat tersebut sehingga terpilih oleh Allah untuk wasilah keajaiban-Nya? Jawabannya kembali pada ayat di atas. Karena tongkat itu bermanfaat untuk menolong Nabi Musa, membantu hewan peliharaan, bahkan seringkali dimanfaatkan untuk hal yang lebih luas.

Dapatlah kita simpulkan, bahwa ada satu nilai yang penting dari tongkat tersebut, yaitu kebermanfaatan. Tak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tetapi juga untuk sesama manusia bahkan seluruh mahluk.

Siapakah di antara kita yang ingin hidupnya mendapatkan keajaiban dari Allah? Bagaimana cara kita agar _miracle_ tersebut turun untuk memperbaiki hidup kita?

Jawabannya adalah terlebih dahulu jadikan hidup kita memiliki manfaat untuk orang lain. Kebermanfaatan dalam hidup, adalah tongkat yang harus kita persiapkan sejak sekarang. Mulai dari hal yang terkecil, misalnya sering-seringlah mendoakan kebaikan untuk seluruh manusia. Dengan demikian doa kita bermanfaat untuk orang lain juga.

Contoh kecil lainnya saat menerima sesuatu yang berguna di medsos, gerakkanlah jari ini agar hal itu juga sampai kepada saudara-saudara kita yang lain. Dengan demikian medsos kita bermanfaat untuk orang lain juga.

Tentu masih banyak lagi cara agar hidup ini memiliki kebermanfaatan, baik dari skala kecil hingga skala besar. Keajaiban itu ada, bagi mereka yang persiapkan diri memperolehnya.

Salam Bertumbuh. (Arafat Chennel)
Ada rezeki baru jika kita mau mencoba kehidupan yang baru!
BACA ARTIKEL LAINNYA:
Lebih baru Lebih lama