ADA YANG MAMPU MENDENGAR LEBIH HEBAT DARI TELINGA
Seorang ayah yang bijaksana sedang mendengarkan keluh kesah anaknya yang sedang memiliki masalah dalam rumah tangga. Ayah tersebut benar-benar tenang menyikapi hal-hal semacam ini.
Padahal anaknya begitu panjang lebar mencurahkan bermacam gesekan yang sedang terjadi dengan istrinya, hingga sering kali berakhir dengan konflik. Ayahnya hanya berkata dengan pembawaan yang damai,
"Sekarang pulanglah kamu dan belajarlah mendengarkan dengan baik semua yang dikatakan istrimu!"
Sebenarnya jawaban sang ayah kurang memuaskan baginya, namun ia menuruti nasihat itu. Pikirannya menerawang dengan jernih, mungkin saja selama ini dia memang kurang menjadi pendengar yang setia di sisi istrinya.
Singkat cerita, setelah beberapa hari berlalu sudah ada sedikit perkembangan dalam rumah tangga, namun memang belum pulih sepenuhnya. Anak itu kembali datang kepada ayahnya dan meminta petuah berikutnya dari sosok yang ia hormati tersebut. Sang ayah memberi nasihat lagi,
"Sekarang pulanglah kamu dan kali ini belajarlah mendengarkan dengan baik semua yang tidak dikatakan istrimu!"
Jleb! Kali ini nasihat sang ayah teramat memuaskan untuknya! Inilah dia solusi yang sebenarnya ia cari selama ini, yaitu menjadi suami yang pandai mendengarkan istri. Bukan hanya dari apa yang terucap, namun juga apa yang tidak terucap.
Jika telinga hanya mendengar suara, berarti kita membutuhkan indra lain untuk melakukan tugas tersebut. Apakah gerangan? Itulah hati. Karena perkataan yang tak bersuara tidak mampu didengarkan dengan telinga, melainkan hanya mampu didengarkan dengan hati.
Wahai para suami, libatkan hatimu saat mendengarkan istrimu, niscaya engkau akan memahaminya secara utuh. Sama halnya ketika engkau melibatkan hatimu saat memandang wajah istrimu, niscaya engkau akan menyadari kecantikannya secara utuh.
Hati memegang peranan penting untuk telinga, mata, lisan, dan anggota tubuh yang lain. Itulah sebabnya Rasulullah bersabda dalam hadist riwayat Bukhari dan Muslim,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ
كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
Tentu saja tidak hanya menyangkut hubungan antara suami dengan istrinya, melainkan untuk hubungan kita dengan anak-anak, ajaklah hati ini saat menghadapi mereka. Begitu pula hubungan dengan saudara, tetangga, rekan kantor, dan seluruh manusia.
Apabila kita baik dalam melibatkan hati, niscaya baik pula hubungan kita terhadap sesama.
Salam Bertumbuh. (Arafat Chennel)
⏰ Ada rezeki baru jika kita mau mencoba kehidupan yang baru!