Akhlak Islam, Pembentuk Pribadi
Unggul (1)
Kehadiran Islam jelas-jelas merupakan kebaikan dan
keselamatan bagi umat manusia. Pada masa awal Islam dan era Khulafaur Rasyidin,
tak dipungkiri bahwa keluarga muslim telah mendapatkan kebahagiaan. Kuncinya,
disebabkan ia memformat sesuai dengan manhaj yang lurus. Yaitu semua
usaha kedua orang tua yang dicurahkan untuk mendidik anak-anaknya dalam naungan
agama (Islam), melejitkan mereka untuk mencintai Allah dan bertakwa kepada-Nya,
dan menanamkan akhlak mulia –akhlak Islam—dalam diri keluarga mereka.
A. Cermin Keimanan dan Amal Saleh
Akhlak mulia ini merupakan cerminan keimanan dan amal
saleh seseorang. Dan akhlak mulia juga merupakan ciri-ciri keunggulan manusia,
disamping tentunya berupa keimanan yang utuh dan amal ibadah itu sendiri –baik
yang khususiah maupun fardhu kifayah--.
Atas dasar itu, pantas saja Islam mengajarkan dalam
landasan memilih pasangan hidup (baca: baik bagi pihak lelaki maupun wanita),
berpedoman pada landasan kesalehan yang benar dan keterkaitan/ jalinan yang
utuh kepada Allah dan Rasul-Nya. Nabi Saw bersabda, “Jika datang seorang
pelamar yang bagus agamanya kepadamu, maka kawinkanlah dia. Karena jika tidak,
akan terjadi fitnah di atas bumi dan banyak kerusakan.” (HR. Abu Daud dan
at-Tirmidzi).
Batasan seperti itulah, kiranya yang patut menjadi dasar
setiap muslim/muslimah dalam berusaha membangun sebuah ikatan keluarga sakinah. (Bersambung besok).