Ada Apa dengan Rasa?


RASA, BAPER, dan PRASANGKA
.
Rasa itu selalu ada. Pagi, siang dan malam rasa itu akan selalu ada. Rasa itu universal. Jadi, jangan pernah salahkan rasa. Efek sifat rasa yang universal itulah membuat keberadaan rasa itu bisa berubah menjadi sekadar rasa (biasa saja atau netral); bawa perasaan (baper); dan memunculkan prasangka.
.
Untuk itu berhati-hatilah menyikapi rasa ini dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, bila tidak hati-hati ia akan berakibat fatal dan merugikan diri kita sendiri dalam berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Lebih-lebih bila aktivitas harian kita selalu berhubungan dengan banyak orang.
.
Kehadiran bawa perasaan dalam hati seseorang itu sesungguhnya merupakan manifestasi dari kondisi dan perasaan seseorang saat itu. Artinya kondisi dan rasa seseorang itu sangat berpengaruh dan mempengaruhi pada keluaran respon rasa yang diperlihatkan seseorang ketika dia merespon rasa yang ada di depannya. Bentuknya bisa respon (pesan) tertulis, ucapan, dan bahasa tubuh seseorang. Lebih-lebih bentuk komunikasi di era sosial media ini.
.
Keberadaan rasa ini, akan lebih berbahaya lagi bila sampai memunculkan rasa prasangka, apalagi merespon prasangka yang berlebihan dan tidak bertanggungjawab. Sehingga kalau kita tidak hati-hati dan menyikapi prasangka ini dengan bijaksana, maka akan berakibat fatal bila prasangka itu betul-betul tidak benar dan tidak terbukti. Hasilnya bisa ditebak kondisinya menjadi tidak kondusif dan merusak hubungan komunikasi dengan orang lain.
.
Untuk itu, saya berdoa semoga kita dijauhkan keberadaan rasa yang berlebihan dan prasangka yang tidak bertanggungjawab. Aamiin.
.
Salam Inspirasi...
.
Pangandaran, 04092018
.
Arda Dinata
IG: @arda.dinata
www.ArdaDinata.com

| www.ArdaDinata.com: | Share, Reference & Education |
| Peneliti, penulis, dan motivator penulisan di media massa |
BBM: C00447A8B
Telegram: ardadinata

BACA ARTIKEL LAINNYA:
Lebih baru Lebih lama