[2/4 20:10] Dian Onasis Bunda Aambilla (Penpro): Menulis cerita anak (disingkat cernak) memiliki gaya atau pola yg sedikit beda dgn naskah orang dewasa.
Berikut ini adalah tulisan yg pernah saya bagi dengan bbrp teman lainnya. Mudah2an ada manfaatnya.
Bagaimana menulis cerita anak?
Mengapa sebagian penulis yang terbiasa menulis cerita dewasa, sering merasa kesulitan dalam menulis cerita anak? Apakah tidak cukup dengan membuat tulisan bertema anak-anak, tokoh anak-anak dan berpura-pura jadi anak-anak?
Berdasarkan pengalaman saya, hal itu tidak cukup.
Terus terang, saya tipe penulis otodidak. Menulis dulu, baru belajar teori. Menulis sekarang, menemukan kesalahan dan perbaiki belakangan. Trial and Error adalah cara saya di awal menulis cerita anak.
Namun, saya melakukan riset dulu sebelum menulis cerita anak. Saya baca banyak cerita anak di beberapa majalah anak. Saya pastikan saya ngeh dengan jumlah kata, berapa jumlah tokoh, seperti apa konfliknya, bagaimana endingnya. Ini cara saya.
Setelah 9 tahun terakhir ini bergelut dan belajar menulis cerita anak. Saya mendapatkan beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan ketika menulis cerita anak. (Tentunya diluar teori-teori menulis cerita pada umumnya).
Pastikan ketika menulis cerita anak (cerpen atau novel), kita sudah tahu atau memperkirakan target pembaca kita.
Hal ini penting, karena setiap segmen pembaca anak memiliki kekhasan tersendiri.
Misalnya untuk usia Balita atau TK, maka dapat dipastikan, illustrasi memiliki peranan lebih penting daripada narasi cerita. Kemudian untuk usia 6 – 8 tahun atau kelas 1 – 2 SD, illustrasi tetap digunaka, tapi narasi lebih banyak dari usia di bawahnya. Demikian seterusnya, untuk SD kelas 3 -4, Kelas 5 SD hingga SMP (pre teen).
Gunakan kalimat yang efektif.
Biasakan hanya 5 – 10 kata dalam satu kalimat. Jika ada kalimat majemuk, biasakan menggunakan tanda baca koma, untuk membatasi napas pembaca.
Upayakan kalimatnya padat, dan hindari kata-kata bersayap. Juga jangan ada kata yang kasar dan jorok, sebagai bagian upaya mendidik anak-anak yang menjadi target pembaca kita.
Untuk cerpen anak, konfliknya tak perlu banyak. cukup 1-2 saja. Alur biasakan maju ke depan (alur sederhana). Tokoh juga tidak perlu banyak. Sementara untuk novel, konflik bisa muncul di setiap bab, alur bisa sederhana atau ditambahkan alur maju mundur yang sederhana. Tokoh bisa banyak, tapi tidak sampai membingungkan pembaca. Pengenalan tokoh tidak secara borongan, jangan sampai membuat pembaca sudah capek di bab-bab pertama.
Buat karakter yang special, khas dan tidak mudah dilupakan oleh pembaca. Untuk penggambaran karakter di dalam novel, bisa dimuncul sedikit-sedikit dalam setiap bab. Namun untuk cerpen, dari awal, sudah bisa dikenalkan ke pembaca, karakter tokoh ceritanya.
Terkait dengan proyek kumpulan cerita anak BaW yang bertema misteri, detektif atau petualang, mungkin ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Karena ini adalah cerpen yang kurang dari 1000 kata, berarti, konflik yang dibuat tidak usah banyak, cukup 1-2 saja. Tokoh juga bisa dipilih 2-3 orang. Boleh ada antagonis dan protogonis, atau tidak ada antagonis juga bisa, namun pembaca diarahkan untuk mengira-ngira karakter tersebut, apakah antagonis atau tidak.
Pemilihan kata tentu saja efektif dan padat. Unsur misteri/petualang/detektif dapat terlihat dari judul, konflik, tema dan alur cerita yang mengandung unsur suspense (kejutan). Contoh judul yang sudah menunjukkan tema misteri, misalnya Teka Teki Telapak Tangan atau Rahasia Rumah Reyot.
Pembukaan cerpen, bisa langung menggunakan kalimat narasi yang unik, kata-kata yang menyentak, dialog yang menunjukkan rasa ingin tahu, atau adegan yang menarik perhatian, atau setting yang mengundang tanya.
Misalnya : Miftah berdiri terpaku. Flash disknya hilang. Ia yakin meletakkanya di atas meja belajar tadi malam. (langsung masuk konflik dan tema tentang kehilangan benda)
atau
"Kita nanti jangan lewat sana. Tadi malam, kudengar Om Anto cerita, kalau rumah itu ada hantunya." Wily mendorong tubuh Miko menjauh dari jalan utama. (ini contoh kalimat pembuka yang langsung ke konflik).
Berikan kejutan pada ending. Bisa dengan membuat beberapa alternative ending, mentwist ending, lalu memilih mana yang pas dengan tema cerita atau mana yang menarik perhatian pembaca.
Berdirilah di posisi sebagai pembaca. Jika kita jadi pembaca, adegan apa yang kita sukai sebagai penutup cerita.
Pastikan terbiasa menulis, membaca, merevisi dan mengedit berulang kali. Lalu biasakan juga membaca cerpen tersebut dengan suara lantang. Jika terasa letih membacanya, bisa jadi kalimat yang digunakan terlalu panjang dan tidak efektif. Jika terasa bosan membacanya, itu bertanda ada yang salah pada pemilihan kata, isi atau adegan.
Demikian beberapa tips menulis cerita anak ini. Semoga bisa membantu. Kita sama-sama belajar ya. Semoga berkenan.
Salam,
Dian Onasis
(Terus terang ini tulisan lama saya yg saya edit sedikit. Saat memberikan kuliah di group kepenulisan lainnya).
Semoga berkenan. Dan silahkan jika ada teman2 yg hendak mengajukan pertanyaan .
Wasaalamualaikum wr wb
[2/4 20:19] Wahyu Widyaningrum, EW: Hai mbak dian
Yentang novel anak. Adakah penerbit mayor yg masih mau terima?
[2/4 20:19] Dian Onasis Bunda Aambilla (Penpro): Selanjutnya jika ada pertanyaan... saya akan coba jawab ya... 😊🙏🏻
[2/4 20:19] Bambang Trim: 👍 Uni Dian ini penulis anak yang berproses dan mau berpeluh ... berkali-kali mencoba dan ia menyadari cerita anak adalah dimensi lain yang harus dipahami, terutama bagi penulis orang dewasa.
[2/4 20:22] Dian Onasis Bunda Aambilla (Penpro): Hai ...
Banyak kog. Jika iseng main ke pojok buku2 anak di toko buku... banyak tuh penerbit buku2 anak.
Misalnya mizan. Gramedia. (Bip. Elex. Quanta). Republika. Tiga serangkai. Gip. Dll
[2/4 20:23] Dian Onasis Bunda Aambilla (Penpro): Hehehe..
Makasih apresiasinya mas BT.
Soalnya sebagai seorang mantan dosen ilmu hukum. biasa nulis tulisan yg ribet dan tdk sederhana.. maka menulis cerita anak adalah salah satu tantangan terberat yg pernah saya hadapi. Bertengkus lumus saya belajar mengenal dunia bacaan anak ini. 😅🙏🏻
[2/4 20:25] +62 853-8652-7427: Materi yang sangat bagus Mba Dian.
Buku misteri adalah buku yang paling digemari anak2 usia kelas 3 ke atas. Padahal saya pernah dengar kalau secara psikologis, itu belum baik untuk menjadi bahan bacaan anak. Menurut Mba Dian, apa yang sebaiknya saya lakukan sebagai guru dan orang tua?
Terima kasih.
[2/4 20:26] +62 852-2928-2182: Karena Uni Dian adalah idola kita semua. ❤❤❤❤
[2/4 20:26] Wahyu Widyaningrum, EW: Saya penggemar cerita2 mbak dian di majalah bobo. Idenya sering sederhana tapi ceritanya bikin jleb banget.
Kalau boleh tahu, saban hari nulis cernak mbak?
[2/4 20:28] Dian Onasis Bunda Aambilla (Penpro): Kadar pengenalan pada anak2.
Sebagai guru.. di daerah dan kota besar tentu beda. Untuk itu.. kebijakan guru adalah melihat kemampuan murid2nya saat menyerap cerita.
Apakah pernah mencoba membacakan 1 atau 2 cerita misteri dr majalah bobo ke anak2?
Coba perhatikan reaksi mereka
Seru lhooo 👍🏻👍🏻
[2/4 20:28] Dian Onasis Bunda Aambilla (Penpro): Aih mas fahmi....
Semoga buku2 saya kembali terbit lagi di TS ya mas. Biar makin diidolakan....😅😅
Amiiiin
[2/4 20:28] Wahyu Widyaningrum, EW: Anak, ponakan dan saya sendiri penggemar cermis😁😊
[2/4 20:29] Bambang Trim: Tambahan info: Buku Anak masih menempati peringkat 1 penjualan buku secara keseluruhan di Toko Gramedia. Nilai transkasi 2014 Rp304 M dan kuantitas eksemplar 10,1 juta eks. Rata-rata harg buku anak Rp30.000.
[2/4 20:31] Dian Onasis Bunda Aambilla (Penpro): Wah saya tersanjung. Semoga nggak ketukar dgn penulis cernak dgn nama Dian yg lain ya. Hehehe
Saya pernah produktif. Thn 2010 sampe 2014.
Tp kendala berikutnya saat putra saya didiagnosa gifted childm.jd saya fokus pd tumbuh kembangnya.
Akibatnya... saya baru aktif menulis nyaris setiap hari mulai awal tahun 2017 ini. Hehehe
Saya tipikal penulis tradisional mas. Senang menulis di atas kertas. Baru diketik.
Jd agak lambat jika dibandingkan yg terbiasa pake gadget dll 😅
Tp diniatkan dalam seminggu harus nulis draft atau 1 cernak.
Kadang kalau kondisi memungkinkan saya bisa nulis 2 sampe 3 cernak sehari.
[2/4 20:31] +62 812-8881-7100: Mbak Dian keren... 👍😊
[2/4 20:32] Dian Onasis Bunda Aambilla (Penpro): Unsur kejutan pada kisah misteri itu membuat daya tarik tersendiri pd anak2 di usia yg kepo atau ingin tahunya tinggi.
Bagus utk mengasah nalar mereka
[2/4 20:32] Dian Onasis Bunda Aambilla (Penpro): Wuaaaah. Saya semangat banget kalo baca data gini..semangat utk selalu berada di dunia buku anak. Amiiin
[2/4 20:33] Dian Onasis Bunda Aambilla (Penpro): Mas taufan terima kasih... saya masih belajar. Malah pengen main tp gak.jadi2 ke komunitas fun institutenya mbak era dan mas taufan... 😞😞
[2/4 20:33] Wahyu Widyaningrum, EW: Tengkyu mbak dian. Waw. Untuk produktif itu yg berat ya. Makasih pencerahannya.
Saya cewek.. hehe. Kemarin di bandung ketemuu😊
[2/4 20:33] +62 815-6790-1669: Bagaimana pendapat mbak Dian dengan komik untuk anak?
Seberapa besar ketertarikan anak terhadap komik dibanding bacaan lainnya?
[2/4 20:34] Wahyu Widyaningrum, EW: Sapakattt
[2/4 20:37] Dian Onasis Bunda Aambilla (Penpro): Saya baru belajar nulis komik nih.
Ada trend menarik ttg hal ini.
Sepertinya utk anak2 yg kurang gemar membaca banyak.. komik bisa jadi alternatif.
Tp komik2 skrg harus hati2 nih.
Gak semua bisa dibaca oleh anak2. Apalagi komik impor.
Orang tua harus memfilter dengan hati2
[2/4 20:40] +62 815-6790-1669: Komik kan seperti bacaan yg lain. Ada yg utk dewasa ada juga yg untuk anak.
Bagitu kan mbak Dian?
[2/4 20:40] Dian Onasis Bunda Aambilla (Penpro): Yg pasti sih
Dalam menulis cerita anak... tantangannya adalah menulis kalimat2 sederhana namun sampai kepada mereka. Untuk orang dewasa yg pikirannya sudah tidak sederhana lagi... di sini tantangannya. 😅
[2/4 20:43] Dian Onasis Bunda Aambilla (Penpro): Iya betul.
Bbrp negara yg terbiasa dgn komik seperti korea dan jepang.. tak jarang menuliskan banyak buku pengetahuan anak lewat komik.
Namun komik pengetahuan tidak menjadi pilihan bagi negara2 amerika atau eropah.
Komik ada kelaa tersendiri. Malah kalau kita baca proses pembuatan komik tintin saja
Wiiiih..riset penulisnya keren banget.
Di indonesia... blm banyak komikus yg mendekati dunia anak. Tp bbrp thn terakhir sudah kelihatan trend ke arah sini.
Al kautsar termasuk yg mulai rajin menelurkan komik islami utk anak2
[2/4 20:53] Dian Onasis Bunda Aambilla (Penpro): Waktu kita hanya sampai jam 9 ya teman2. Krn saya harus nemenin anak2 tidur. Besok pd sekolah.
Mdh2an meski sedikit pengalaman yg saya bagi malam ini... memberi sedikit hikmah bagi beberapa atau banyak orang. 😅
[2/4 21:03] Dian Onasis Bunda Aambilla (Penpro): Sama2 admin...
Smg berkenan dgn yg ada yaa...
Selamat istirahat..
Buat teman2 yg berada di dunia menulis buku anak... mari sama2 kita majukan literaai utk anak indonesia...
Makasih buat yg silent reader dan yg nanya 😊
Wassalamualaikum