"Kehidupan itu saling memberi dan menerima. Kelanggengan membuat hidup terus bercerita. Cahayanya setia menyinari setiap asa yang terus menyala. Manusia akan berbahagia bila saling memberi dan menerima. Hidup damai dalam cinta kasih yang mengikhlaskan, walau tanpa kata-kata." ~Arda Dinata~
Matahari belum menampakakan sinarnya, tapi orangtua kita sudah menyebarkan kasih sayang pada anaknya. Mereka bada subuh sudah sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi untuk anggota keluarganya. Seterusnya membersihkan rumah dan membangunkan anak-anaknya untuk segera mandi serta berangkat ke sekolah.
Jujur, orangtua itu sepanjang hidupnya akan selalu memberi kepada anak-anaknya. Walaupun mungkin anak-anaknya tidak meminta padanya. Naluri dan hati orangtua akan memberi sepanjang hayatnya. Lalu, bagaimana dengan anaknya? Tentu, menerima! Itu yang umum terekam dalam kehidupan keseharian kita.
Untuk itu, sangat wajar derajat orangtua itu begitu mulia dan mendapat tempat untuk dijaga kehormatannya menurut ajaran agama. "Tangan di atas, lebih baik dari tangan di bawah." Tentu, seharusnya bukan hanya slogan semata. Tapi, harus diaplikasikan dalam dunia nyata keseharian kita.
Semoga, saya, Anda, dan kita semua selalu diingatkan akan esensi kehidupan itu. Yakni untuk selalu memberi dan menerima sesuai dengan kapasitas yang semestinya. Dalam bahasa Adi W Gunawan, seorang motivator Indonesia mengatakan, "Esensi kehidupan bukan berapa banyak yang bisa saya ambil dari kehidupan, namun berapoa banyak yang bisa saya berikan dan kembalikan kepada kehidupan."
Sungguh luar biasa, bila diantara kita mampu mengaplikasikan esensi kehidupan tersebut dalam hidup keseharian.
Bagaimana menurut Anda?
Salam inspirasi pagi, moga sukses-berkah selalu aamiin...!
~Arda Dinata,
Pengusaha Inspirasi di Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.