- / / : 081284826829

Menjalin Persahabatan dengan Pribadinya Sendiri

BERAWAL dari mantapnya jalinan persahabatan dengan Allah, maka langkah selanjutnya adalah menjalin persahabatan dengan pribadinya sendiri, sebelum bentuk persahabatan dengan lainnya. Bagaimana caranya?

Bersahabat dengan pribadinya sendiri berarti kita memenuhi dan memahami setiap fitrah diri sebagai manusia yang sesuai dengan ketentuan-Nya. Yakni sebagai khalifah di muka bumi ini. Lagian, dalam pandangan Islam, setiap pribadi (manusia), lebih dahulu harus memperhatikan serta meneliti atas kejadian diri pribadinya sendiri. Misalnya, dari apa dia dijadikan dan apa tujuan serta ke mana ia akan kembali (baca: QS. 86: 5-7).


Berawal dari pengenalan (persahabatan) dengan diri sendiri ini, tentu sudah seharusnya tiap pribadi itu mampu memformulasikan persahabatan lainnya yang sesuai ridha-Nya. Sehingga melalui kesuksesan membangun persahabatan ini, akan mengantarkan kepada kesusksesan persahabatan lainnya di dunia.

Dalam hal ini, Asy-Syafi’i ra. memberi tuntunan bahwa tidak seorang muslim pun yang taat kepada Allah tanpa mendurhakai-Nya. Maka barangsiapa yang ketaatannya lebih menonjol daripada maksiatnya, ia pun adil. Artinya, bila orang ini adil dalam hak Allah SWT, maka dalam hakmu ia lebih utama baginya. Maka jadilah engkau termasuk orang yang menampakkan kebagusan dan menutupi keburukan, karena Allah SWT disifatkan demikian dalam doa. “Ya Tuhan yang menampakkan kebagusan dan menutupi keburukan.”

Pendeknya yang diridhai di sisi Allah adalah orang yang berakhlak dengan akhlak-Nya dan Dialah yang menutupi kejelekan dan mengampuni dosa-dosa manusia itu. Dalam konteks ini, iman seseorang tidak sempurna hingga ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya.

Hal itu berarti, pada tataran jalinan persahabatan dengan siapa dan dalam bentuk apa pun, tentu harus terlebih dahulu membangun terhadap kencintaan pada dirinya sendiri sesuai harapan-Nya. Baru kemudian kemulyaan akhlak dan iman diri manusia itu, dijalinkan kepada persahabatan terhadap pihak lainnya.

Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/ MIQRA Indonesia, www.miqraindonesia.com
WWW.ARDADINATA.COM