Menjaring Inspirasi Budaya Menulis

Banner 468x60 
Menjaring Inspirasi Budaya Menulis
Oleh: Arda Dinata

INSPIRASI itu ilham. Secara umum ilham itu merupakan petunjuk Tuhan yang timbul di hati. Bisa juga ilham itu berarti pikiran dan angan-angan seseorang yang timbul dari hati; bisikan hati; sesuatu yang menggerakkan hati untuk mencipta suatu karya (mengarang syair, menulis lagu, artikel, dll.).

Banyak orang, memaknai inspirasi ini dengan aneka pengertian. Ada yang mengartikan sebagai percikan ide-ide kreatif yang waktu dan tempatnya datang begitu tiba-tiba setelah ada rangsangan dari panca indera kita. Inspirasi adalah hasil akibat dari proses pengembangan diri. Inspirasi merupakan penemuan momentum. Inspirasi itu dapat dimunculkan dengan conditioning. Inspirasi itu hasil dari perilaku rajin mengamati dan berpikir. Ada juga yang menyebutkan inspirasi adalah hidup itu sendiri yang memberi secercah cahaya pendorong niat dan tindakan pada seseorang.

Buah Inspirasi

Kalau kita jujur, sejatinya munculnya inspirasi ini merupakan hasil kerja otak. Walaupun buah kemunculannya, kadang kala tidak Anda sadari dan tidak diketahui sebelumnya. Begitu tiba-tiba, tapi sebenarnya otak sudah mengetahui secara tidak sadar dan Anda hanya harus mengetahui di mana otak menyimpan memori itu. Makanya, ada orang yang menyebut inspirasi itu sebagai pendorong munculnya ide.

Dalam hal ini, ada yang berfikir kalau inspirasi itu adalah ide, jawaban, akal, dan ilham. Secara lebih rinci disebutkan kalau inspirasi itu adalah jawaban untuk semua pertanyaan; ide yang menghasilkan sebuah karya; akal untuk menyelesaikan setiap masalah; dan ilham yang menghasilkan sesuatu yang baru. Inilah buah dari inspirasi yang patut kita syukuri dalam hidup ini.

Jadi, jika Anda mempunyai pertanyaan yang belum bisa dijawab, pasti mencari inspirasi untuk menjawabnya. Apapun itu pertanyaannya, inspirasi itu adalah hal yang diperlukan untuk jawaban yang Anda cari. Kadang kita mencari jawaban dengan bertanya ke orang lain, baca buku, cari di internet, tanya orang tua, guru, dan lainnya. Inilah buah pertama dari inspirasi.

Kedua, buah inspirasi itu dapat berupa ide yang muncul dan membentuk sebuah karya (seni) tertentu, seperti komposisi lagu yang indah didengar, puisi atau film yang menarik, tulisan yang menyentuh perasaan dan menyemangati hidup. Yang pada ujungnya, ide inilah yang dapat mewujud dalam berbagai bentuk karya ilmiah seperti mesin, alat elektronik, audio, video dan banyak hal lainnya.

Ketiga, buah inspirasi berupa akal yang sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah dalam hidup keseharian. Banyak orang lebih baik “menghindar” dari masalah daripada menyelesaikannya. Bagi mereka yang suka menghindar, bukannya masalah mereka berkurang, malahan masalah mereka bertambah banyak. Jadi, seharusnya apa pun masalahnya, kita hendaknya harus menyelesaikannya. Yakni dengan membangun inspirasi, akal kitalah yang akan menghasilkan solusi tentunya, bukan inspirasi yang malah menambahkan masalah.

Keempat, buah inspirasi itu mendatangkan ilham tentang sesuatu. Kadang-kadang dalam pikiran mengalami kebuntuan, namun tiba-tiba saja muncul semacam “ilham” di kepala kita yang “meminta” untuk melakukan sesuatu yang kita tidak tahu apa gunanya. Tapi, pada saat kita melakukannya, sesuatu tersebut merupakan hal baru yang menguntungkan kita. Sejarah mencatat, Sir Isacc Newton yang terkenal sangat “bodoh” dan pada saat dia sedang duduk di bawah pohon, kepalanya tertimpa buah apel yang memberikan dia “ilham” untuk mempelajari ilmu fisika dan menghasilkan teori gravitasi. Begitu pun yang terjadi pada Einstein dengan “ilham” teori relativitasnya; Benjamin Franklin dengan “ilham” listriknya dan banyak para penemu yang ter-ilhami secara tiba-tiba.

Inspirasi Menulis

Betapa pentingnya inspirasi ini dalam hidup kita. Begitupun dalam bidang tulis menulis, keberadaan inspirasi menjadi sesuatu yang sangat penting dan mahal harganya. Sebab, inspirasi itu merupakan ide yang tidak datang dengan sendirinya. Harus dicari, dan membutuhkan rangsangan secara langsung. Dengan begitu, inspirasi akan datang secara tidak langsung. Lalu, bagaimana cara menjaring inspirasi dalam menulis itu?

Untuk dapat memunculkan ide dan inspirasi dalam menulis, tentu banyak cara yang bisa kita lakukan. Tiap penulis memiliki caranya sendiri-sendiri, karena sejatinya tiap manusia itu memiliki keunikannya tersendiri. Walau demikian, agar bisa menguasai menulis secara cepat, Bambang Trims memberi tiga tips aktivitas yang bisa memunculkan stimulan dan gagasan untuk menulis. Yakni, banyak membaca, banyak berjalan, dan banyak silaturahmi. Inilah budaya yang harus kita biasakan.

Saya yakin, banyak penulis yang mengamini tips tersebut. Selama ini, saya sendiri telah merasakan banyak hasilnya dari mengaplikasikan tips itu. Dengan banyak membaca, saya pun banyak pula menghasilkan tulisan yang tersebar di berbagai media massa. Pasangan menulis adalah membaca. Bila ingin jadi penulis, membaca adalah aktivitas harian yang harus dilakukan. Sungguh, tidak bisa diharapkan bila Anda ingin jadi penulis, tapi jarang membaca berbagai tulisan. Bagaimana hasil karyanya nanti? Tentu, kualitas tulisannya akan terasa hambar.

Begitu juga, dengan aktivitas banyak berjalan dan bersilaturahmi akan mendatangkan banyak ide menulis. Berjalan adalah berpergian. Aktivitas ini akan memberikan masukan, pengalaman, dan hikmah yang banyak kepada kita. Rangkaian buah perjalanan ini, tentu bisa menjadi bahan tulisan dan pastinya akan memperkaya kajian, sehingga tulisannya menjadi lebih hidup.

Sementara itu, melalui silaturahmi akan banyak mendatangkan pintu rezeki. Salah satunya berupa ilmu dan ide tulisan. Oleh karena itu, bagi seorang penulis tidak akan melewatkan untuk sering-sering melakukan silaturahmi ke para tokoh, ulama, dan rakyat jelata sekali pun untuk banyak belajar dari mereka. Selanjutnya, segera menuliskannya agar tidak lupa. Akhirnya, sudahkah Anda menjaring inspirasi dan menuliskannya?***

Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, http://miqra.blogspot.com.
BACA ARTIKEL LAINNYA:
Lebih baru Lebih lama