Untuk mewujudkan mimpi menjadi wirausahawan mandiri, tentu bukan hal yang mudah dan instan. Tapi, ia terbentuk oleh usaha yang terus menerus dan maksimal dalam melakukan langkah-langkah suksesnya menjalankan wirausaha.MANDIRI merupakan sebuah predikat yang didambakan oleh setiap manusia, termasuk seorang wirausahawan. Mandiri berarti berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain.
Kiat Sukses Menjadi Wirausahawan Mandiri
Oleh Arda Dinata
MANDIRI merupakan sebuah predikat yang didambakan oleh setiap manusia, termasuk seorang wirausahawan. Mandiri berarti berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain. Sehingga pantas saja, Gede Prama pernah mengungkapkan bahwa wirausahawan adalah seorang ‘pakar’ tentang dirinya sendiri. Dan seorang wirausaha itu berani memaksa diri untuk menjadi pelayan orang lain.
Sifat dasar seperti itu, tentu harus dibangun sejak dini bagi mereka yang mendambakan kemandirian berwirausaha. Berkait dengan itu, menurut Lilly H Setiono, untuk menjadi seorang wirausahawan mandiri, berbagai jenis modal mesti dimiliki. Ada tiga jenis modal utama yang menjadi syaratnya, yaitu:
(1) Sumber daya internal yang merupakan bagian dari pribadi calon wirausahawan. Misalnya kepintaran, ketrampilan, kemampuan menganalisa dan menghitung risiko, keberanian atau visi jauh ke depan.
(2) Sumber daya eksternal, misalnya uang yang cukup untuk membiayai modal usaha dan modal kerja, social network dan jalur demand/supply, dan lain sebagainya.
(3) Faktor X, misalnya kesempatan dan keberuntungan.
Di sini, seorang calon usahawan harus menghitung dengan seksama apakah ketiga sumber daya itu telah ia miliki. Jika modal tersebut telah dimilikinya, maka ia akan merasa optimis mewujudkan “mimpi” menjadi wirausahawan mandiri.
Langkah Sukses
Untuk mewujudkan mimpi menjadi wirausahawan mandiri, tentu bukan hal yang mudah dan instan. Tapi, ia terbentuk oleh usaha yang terus menerus dan maksimal dalam melakukan langkah-langkah suksesnya menjalankan wirausaha.
Kenyataan tersebut harus disadari oleh calon wirausahawan, karena realitas di lapangan memperlihatkan bahwa usaha apa pun yang kita jalankan, terasa dunia ini amat sesak. Di mana-mana kita bertemu dengan pesaing kita. Ada persaingan pelayanan bagi pelanggan dan calon pelanggan, adu kualitas barang atau jasa, juga bertarung dalam masalah harga.
Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/ MIQRA Indonesia, www.miqraindonesia.com