- / / : 081284826829

Tangga-tangga Kesuksesan Seorang Wirausahawan

Tangga-tangga Kesuksesan Seorang Wirausahawan
Oleh: ARDA DINATA

ISLAM tidak hanya mengajarkan kepada pemeluknya untuk beribadah semata, tapi juga mengajarkan untuk beramal. Apabila beramal itu, diartikan bekerja, maka hendaknya bekerja yang dilakukan dapat meraih prestasi terbaik. Bukankah, arti kata Islam itu sendiri mengandung tiga makna: keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan.

Berkait dengan yang terakhir itu, K.H. Alie Yafie menjelaskan bahwa untuk meraih kesejahteraan ini, Islam sangat mendorong ummatnya untuk bekerja sebaik-baiknya dengan meraih prestasi. Walau demikian, lebih jauh beliau mengungkapkan, Islam tidak hanya sekedar memerintahkan untuk bekerja tanpa kendali. “Antara iman dan amal (kerja), harus selalu ada interaksi,” ujarnya.

Dalam tulisan yang lalu (baca: Wirausahawan, jadilah seorang achiever!), penulis mengungkapkan bahwa tokoh wirausahawan sukses itu, tidak lain adalah seorang achiever. Bagi seorang achiever ini dalam merangkai dan menggapai derajat kesuksesan dalam berwirausaha, maka ia harus menaiki tangga-tangga kesuksesan berwirausaha.

Menurut Murphy and Peck (1980: 8), ada delapan anak tangga yang harus dilewati dalam mengantarkan seseorang menuju puncak kesuksesan (karir). Delapan anak tangga ini tentu dapat pula kita terapkan bagi seorang wirausahawan dalam menggapai puncak kesuksesan usahanya.

1. Kemauan bekerja keras (Capacity for hard work).

Kerja keras adalah modal dasar untuk keberhasilan seseorang dalam berwirausaha. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai salah seorang di antara kamu yang melakukan suatu pekerjaan dengan baik (ketekunan).” (HR. Baihaqi).

Rasulullah sendiri sangat marah melihat orang malas lagi suka berpangku tangan. Bahkan, dalam suatu waktu Rasulullah Saw. memberi hadiah kampak dan tali kepada seorang laki-laki, agar mau bekerja keras mencari kayu dan menjualnya ke pasar. Akhirnya, dengan modal kerja keras, laki-laki itu mendapatkan kesuksesan dalam hidupnya. Untuk itu, kita disarankan untuk tidak tidur sesudah subuh, cepatlah bangun dan mulailah melakukan kegiatan untuk hari tersebut.

Sikap kerja keras ini harus dimiliki oleh setiap wirausahawan. Dalam hal ini, unsur disiplin memainkan peranan penting. Karena bagaimana orang mau bekerja keras jika disiplin tidak ada. Untuk itu, setiap wirausahawan adalah sosok yang mampu mengelola dan memanfaatkan waktu secara tepat dan benar.

2. Mampu bekerjasama dengan orang lain (Getting things done with and through people).

Setiap wirausahawan, hendaknya mampu memanfaatkan potensi orang lain yang ada di sekitarnya, dalam upaya mencapai tujuan berwirausaha. Untuk itu, perbanyak teman dengan orang-orang di bawah kita (mungkin sebagai anak buah) atau orang di atas kita (mungkin sebagai majikan). Dan kita juga hendaknya menghindarkan terjadinya permusuhan antara sesama manusia.

Dalam arti lain, dengan menggunakan tenaga orang lain, maka tujuan mudah tercapai. Inilah yang disebut dengan manajemen. Yakni ilmu dan seni dalam menggunakan tenaga orang lain untuk mencapai tujuan yang dinginkan.

Untuk itu, seorang wirausahawan harus mampu dan mudah bergaul, disenangi, tidak suka memfitnah, sok hebat, arogan, menggunting dalam lipatan, dan perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam lainnya. Tepatnya, ia harus berperilaku menyenangkan bagi semua orang sehingga mudah bekerjasama dalam menggapai kesuksesan.

3. Penampilan yang baik (Good appearance).

Seorang wirausahawan bukan semata-mata berarti penampilan body face (baca: memiliki paras cantik/ganteng). Akan tetapi lebih ditekankan pada penampilan perilaku jujur dan disiplin.

Kebanyakan kita, kadangkala tertipu dengan rupa nan cantik/ganteng, tapi nyatanya ia merupakan seorang penipu ulung. Untuk itu, janganlah kita tertipu dengan penampilan fisik semata. Dan bagi seorang wirausahawan yang ingin sukses, maka yang mesti diperhatikan adalah kualitas pribadinya harus lebih baik dari penampilan fisiknya. Bukankah, seorang yang memiliki pribadi yang baik, akan disenangi banyak orang dan dia akan sukses bekerja dengan siapa saja.

4. Keyakinan Diri (Self confidence).

Perilaku hidup seseorang merupakan refleksi dari apa yang ia pikirkan. Kondisi keyakinan diri ini akan mampu menyingkirkan semua kesukaran, berbagai masalah, dan kendala dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk itu, hidup (berwirausaha) harus memiliki keyakinan diri bahwa kita akan sukses melakukan suatu usaha, jangan ragu lagi bimbang. Pendeknya, kita harus luruskan niat untuk bekerja dengan baik, sempurnakan ikhtiar dan kemudian berserah diri serta bertawakal kepada Allah SWT.

5. Pandai membuat keputusan (Making sound decision).

Dalam berwirausaha, kita tentu akan dihadapkan pada berbagai alternatif, harus memilih, maka langkah yang dapat anda lakukan adalah membuat pertimbangan yang matang. Caranya, kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, lalu segera ambil keputusan dan jangan ragu-ragu berdasarkan pemikiran yang matang dan tepat.

6. Pendidikan (College education).

Salah satu anak tangga yang patut anda gapai untuk menjadi seorang wirausahawan sukses ialah kegemaran anda untuk selalu menambah ilmu pengetahuan (baca: mendidik diri sendiri) yang dapat menunjang kesuksesan usaha yang sedang kita geluti saat ini.

Bagi seorang wirausahawan, perilaku penambahan ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, bila kita ingin tetap eksis dalam berusaha. Berkait dengan ini, Rasulullah Saw. mewajibkan bagi setiap muslim untuk menuntut ilmu, dari ayunan sampai ke liang kubur.

7. Ambisi untuk maju (Ambition drive).

Ambisi yang proporsional merupakan sesuatu sikap positif yang perlu dimiliki bagi para wirausahawan yang ingin sukses. Roh ambisi ini akan melahirkan orang-orang yang gigih dalam mengeluti pekerjaan dan tantangan. Orang yang memiliki ambisi ini, biasanya banyak yang berhasil dalam kehidupannya. Karena pikiran dan tindakannya akan berjuang untuk menggapai apa-apa yang dicita-citakannya tersebut.

8. Pandai berkomunikasi (Ambility to communicate).

Seorang wirausahawan harus selalu membangun kepandaian dalam berkomunikasi. Pandai berkomunikasi berarti pandai mengorganisasikan buah pikiran ke dalam bentuk ucapan yang jelas, tutur kata yang enak, dan mampu menarik perhatian orang lain.

Kemampuan berkomunikasi seperti itu, tentu akan lebih baik lagi seandainya diikuti dengan perilaku jujur dan konsisten dalam mengembangkan karir usahanya untuk masa depan yang lebih baik.

Akhirnya, semakin kita sering membangun dan berusaha menggapai anak tangga kesuksesan tersebut dalam berwirausaha, maka insya Allah kesuksesan dalam berwirausaha akan mengikuti dengan sendirinya. Waallahu’alam.***

Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, http://www.miqra.blogspot.com.
WWW.ARDADINATA.COM