Baca Juga
Sebelum Meninggalkan Kantor
Oleh: Arda Dinata[0]
[0] Arda Dinata, Peneliti Kesehatan di Loka Litbang P2B2 Ciamis, Balitbangkes Kemenkes R.I.
7 Mei 2014
Seperti biasa, bus berhenti di daerah Tasikmalaya untuk istirahat sejenak melepas lelah. Para penumpang turun dan mencari makanan yang disukainya. Aku pun memutuskan makan nasi untuk menganjal perut hingga pagi dini hari nanti.***
Oleh: Arda Dinata[0]
[0] Arda Dinata, Peneliti Kesehatan di Loka Litbang P2B2 Ciamis, Balitbangkes Kemenkes R.I.
7 Mei 2014
IBARAT
hitungan hari dalam satu bulan. Ini adalah hari terakhirku di kantor sebelum
berangkat mengikuti Riset Etnografi Kesehatan di Radakng (Rumah Panjang) Suku Dayak Desa Saham Kec. Sengah Temila Kab.
Landak Prop. Kalimantan Barat.
Hari
ini tentu harus dinikmati dengan maksimal. Termasuk di rumah dan kantor.
Sementara itu, bahan-bahan kebutuhan selama di lapangan telah kusiapkan.
Tinggal mengepaknya dalam rangsel dan koper seadanya.
Sehari sebelumnya, saya sudah menyiapkan bekal
hidup untuk keperluan orang serumah selama 60 hari. Termasuk menyiapkan mental
orang-orang yang akan aku tinggal pergi selama penelitian di Suku Dayak
Kanayatn Desa Saham Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Propinsi Kalimatan
Barat.
Hari
ini, saya masih pergi ke kantor. Sesuai jam masuk, ibu jari saya tunaikan
kewajiban di pos satpam. Absensi. Sebenarnya, ada agenda riset lainnya yang
ingin saya ikuti. Dengan waktu yang hanya tinggal dalam hitungan hari,
sebetulnya ada keinginan mengikuti Analisis Lanjut (Anlan) 2014 dari hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang diadakan tahun 2013. Beberapa bahan pustaka untuk kajian itu,
sebagian besar sudah ada. Apalagi ide analisis yang muncul pun begitu
berkeliaran di pikiran untuk dibuatkan proposalnya.
Tumpukan bahan-bahan pustaka yang sudah
diprint itulah, diantara yang memenuhi kantong bawaanku.
“Kalau
muat dan ‘ngak ribet pengennya semua
bacaan itu dibawa untuk bacaan saya di sana,” ucap batinku.
Waktu
jam istirahat tiba. Aku pun memanfaatkan untuk pulang ke rumah. Menikmati makan
siang bersama keluarga dengan menu istimewa ikan bakar. Bercanda ria dan
bergembira sambil mengisi koper dan ransel bawaan. Jam 13.30, aku ke kantor
lagi sampai jam pulang tiba.
Bada
salat Magrib yang saya jama’ dengan salat Isa, aku bergegas ke jalan menunggu
bus Pangandaran-Bandung. Jam 19.00 bus datang. Bersyukur busnya ber-AC. Paling
tidak bisa menyamankan tubuh ini dalam perjalanan menuju Bandung. Saya berharap,
hal ini dapat sedikit mengurangi rasa kaku pada beberapa bagian tubuhku.
“Perjalanan ini kumulai lagi. Moga lancar dan
ada dalam lindungan serta berkahNya. Aamiin...”
Itulah
status Facebook (FB) milikku yang ditulis pada May 7 at 7:06pm.
Seperti biasa, bus berhenti di daerah Tasikmalaya untuk istirahat sejenak melepas lelah. Para penumpang turun dan mencari makanan yang disukainya. Aku pun memutuskan makan nasi untuk menganjal perut hingga pagi dini hari nanti.***