Menulis diri itu perlu keberanian dan kebijaksana. Apaan sih....? kaya belajar Pancasila aja. Memang ngak berlebihan, dalam menulis kita perlu dilandasi dengan keberanian. Rasa berani inilah yang akan mengerakan roda-roda malas dan takut ketika mau menulis.
Rasa berani yang kuatlah modal saya ketika awal -awal dalam belajar menulis. Pada awal menulis begitu beraninya saya mengirimkan aneka tulisan ke redaksi media massa, walaupun sebelumnya banyak tulisan sayang yang ditolaknya.
Tanpa keberanian seperti itulah, tidak mungkin saya terus mengirim aneka tulisan ke media. Pantang menyerah dan selalu belajar dari tulisan orang lain itulah yang saya lakukan terus menerus. Dan akhirnya, seiring berjalannya waktu aneka tulisan saya tersebar di berbagai koran dan majalah.
Mulailah dari yang ada. Apa yang kita miliki. Dan segera menuliskannya. Itulah modal lebih dari cukup. Sebab menulis itu adalah dengan menuliskannya, bukan menginginkannya. Karena kalau ingin itu baru sekedar kerja pikir. Sedangkan menulis itu adalah kerja pikir dan kerja amal.
Dalam konteks ini, saya jadi teringat apa yang pernah dikatakan motivator Indonesia, Anrie Wongso, "Mampu menerima apa adanya kita hari ini = bijaksana! Mau mengembangkan diri mulai dari apa adanya kita hari ini = berani!".
Rasa berani yang kuatlah modal saya ketika awal -awal dalam belajar menulis. Pada awal menulis begitu beraninya saya mengirimkan aneka tulisan ke redaksi media massa, walaupun sebelumnya banyak tulisan sayang yang ditolaknya.
Tanpa keberanian seperti itulah, tidak mungkin saya terus mengirim aneka tulisan ke media. Pantang menyerah dan selalu belajar dari tulisan orang lain itulah yang saya lakukan terus menerus. Dan akhirnya, seiring berjalannya waktu aneka tulisan saya tersebar di berbagai koran dan majalah.
Mulailah dari yang ada. Apa yang kita miliki. Dan segera menuliskannya. Itulah modal lebih dari cukup. Sebab menulis itu adalah dengan menuliskannya, bukan menginginkannya. Karena kalau ingin itu baru sekedar kerja pikir. Sedangkan menulis itu adalah kerja pikir dan kerja amal.
Dalam konteks ini, saya jadi teringat apa yang pernah dikatakan motivator Indonesia, Anrie Wongso, "Mampu menerima apa adanya kita hari ini = bijaksana! Mau mengembangkan diri mulai dari apa adanya kita hari ini = berani!".
Untuk itu, dalam menulis ngak usah neko-neko. Modalnya, mulailah dari apa yang ada dalam diri kita. Selanjutnya, untuk mengembangkan tulisan kita teruslah belajar. Yakni dengan cara terus berani menulis, menulis, menulis, dan menulis.
Selamat mebaca dan menulis. Bagaimana menurut Anda sahabatku?
Wanayasa, 15/08/13
@ardadinata
Selamat mebaca dan menulis. Bagaimana menurut Anda sahabatku?
Wanayasa, 15/08/13
@ardadinata
Bagaimana menurut Anda?
Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/ MIQRA Indonesia, www.miqraindonesia.com