MENULIS YUK!

MENULIS YUK!

             Dalam seminar "Perempuan dalam memantapkan Ketahanan
Budaya Bangsa Menuju Kemandirian" di Pusat Bahasa, Rawamangun, Selasa
23/12-2008, penulis Helvy Tiana Rosa sebagai pembicara sesi kedua menyampaikan
uraiannya.

            Beliau mengatakan, "Siapa saja bisa menjadi pengarang
atau penulis asal memiliki kemauan dan kemampuan untuk menuangkan ide-ide
tulisannya."

            Mbak Helvy juga mengatakan, "Saya mengutip kata-kata
Kuntowijoyo, untuk menjadi penulis, ada tiga cara. Pertama menulis, kedua
menulis dan ketiga menulis."

            Untuk menjadi seorang penulis, menurut mbak Helvy, harus
mengupayakan kebiasaan menulis. Bahkan, penulis sekaliber Korrie Layun Rampan,
setiap hari menulis satu lembar kertas. Menurutnya, "Sebaiknya setiap hari
menulis, minimal satu paragraf." (Warta Kota, Jumat 26 Desember 2008 hal.3)

            Untuk dapat menjadi penulis harus ada kemauan. Sepertinya
ini merupakan hal yang dasar. Jika tidak ada kemauan, apa saja tidak akan bisa.
Permasalahannya, jika kita sudah memiliki keinginan untuk menulis, apa yang
harus kita lakukan?


            Menulis! Ya menulis. Menulis apa saja. Ungkapkan semua
perasaan dalam bentuk tulisan. Tuangkan semua pemikiran dalam kata-kata.
Ceritakan kesedihan, teteskan air mata dalam bentuk kalimat dan lakukan seperti
sedang curhat kepada orang lain. Mungkin inilah yang dimaksud menulis juga
dapat menjadi terapi kejiwaan.

            Maki-makilah orang yang dibenci dalam deretan huruf.
Berilah ujung-ujung kalimat dengan tanda seru yang banyak. Coba ungkapkan pula
tanda seru itu dalam bentuk kata, kalimat dan kalimat.

            Sedang dalam keadaan gembira? Cobalah ungkapkan bukan
dalam bentuk traktiran, sampaikan kegembiraan dalam bentuk tulisan. Ucapkanlah
rasa syukur kepada Allah –selain dalam bentuk ibadah- dalam bentuk untaian
kata. Sampaikanlah rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat
mewujudkan kegembiraan yang dirasakan.

            Mungkin hal-hal di atas merupakan solusi bagi mereka yang
sulit memperoleh ide. Sampaikan saja hal-hal yang ada di dalam perasaan dan
pikiran.

            Selain itu, kita juga dapat menyampaikan mengenai hal-hal
yang kita sukai (hobi), suatu bidang yang banyak kita ketahui. Ceritakan pada
khalayak ramai hobi kita yang bermain bola. Bagaimana pentingnya kerjasama
dalam bermain bola atau futsal. Ungkapkan kegembiraan ketika berhasil
menyarangkan bola ke gawang lawan. Ungkapkan penyesalan ketika berhasil
menyarangkan bola ke gawang sendiri. Sampaikan kekesalan ketika teman tidak
berhasil menyarangkan bola ke pihak lawan, padahal operan yang kita lakukan
sudah cukup bagus.

            Bukankah contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa menulis
dapat dilakukan tanpa adanya penelitian, tanpa membuka-buka berbagai rujukan,
tanpa perlu adanya wawancara?

arnabgaizir. blogspot. com
arnab20.multiply. com
BACA ARTIKEL LAINNYA:

Arda Dinata

Arda Dinata is a writer for various online media, lives in Pangandaran - West Java. www.ArdaDinata.com: | Share, Reference & Education | | Source for Sharing Inspiration, Knowledge and Motivation for Success | World of Business, Business, Boss, Rich, Money, Dollars and Success |

Lebih baru Lebih lama